Apa Pengertian Pantun? Pantun adalah Karya Sastra, Inilah Penjelasan Kaidah dan Contoh Pantun yang Benar



Jika ada pertanyaa: Pantun adalah Apa?

Berikut ini adalah penjelasan tentang pengertian pantun, contoh-contoh pantun, dan Kaidah pantun. 

Pantunmun - pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Termasuk jenis puisi lama yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, juga kawasan lain penutur bahasa Melayu. Umumnya pantun masih digunakan dalam berbagai macam kegiatan. Misalnya digunakan dalam prosesi pernikahan atau upacara adat lainnya. 


Pengertian Pantun yang Ilmiah

Pengertian Pantun dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonsai), pantun adalah bentuk puisi melayu (dalam hal ini juga Indonesia), yang tiap bait (disebut juga kuplet) berisi empat baris dan bersajak a-b-a-b.

Sementara dalam lama Institut seni Indonesia Denpasar, kata pantun juga semakna dengan umpama. Jadi, jika ada kata sepantun juga berarti seumpama. 

Kata pantun berasal dari kata dalam Bahasa Minangkabau. Dalam bahasa Minangkabau, Pantun berasal dari kata patuntun. atau petuntun yang memiliki arti perumpamaan. Pergeseran pelafalan dari patuntun menjadi pantun adalah hal yang lazim dialami oleh semua bahasa, termasuk bahsaa Minangkabau, sebagai kata awal dari kata pantun. 


Jenis-Jenis Pantun

Jenis-jenis pantun diklasifikasikan berdasarkan isi yang terkandung di dalamnya. Maka dari itu, berdasarkan isi pantun ada beberapa jenis pantun. Jenis-jenis pantun tersebut antara lain:


1. Pantun Nasehat

Pantun nasehat adalah salah satu jenis pantun yang isinya adalah petuah, wejangan, atau nasehat. Biasanya pantun jenis ini digunakan untuk menasehati orang-orang yang lebih muda oleh orang-orang yang lebih tua. 

Penggunaan Pantun Nasehat oleh orang  yang lebih tua agar pesan yang disampaikan berupa nasehat bisa diingat dengan mudah dan tidak menyakiti orang yang telah dinasehati dalam bentuk pantun. 


2. Pantun Nasib

Pantun nasib adalah sebutan untuk pantun yang isisnya menggambarkan kesulitan dalam hidup. Pantun nasib banyak berisi gambaran yang menyatakan keresahan atas nasib yang tidak baik. Pantun ini mengandung gambaran kesulitan, kesengsaraan, dan kemiskinan serta penderitaan penulisnya. 

3. Pantun Muda

Pantun muda, juga disebut dengan pantun muda-mudi. Adalah pantun yang menggambarkan kehidupan para muda-mudi. Isinya tentu tidak jauh dari kehidupan asmara. Jadi, pantun yang berisi tentang gambaran cinta, kerinduan, kesengsaraan ditinggal cinta, ataupun pantun yang mengungkapkan rasa cinta dan benci, termasuk dalam pantun muda mudi ini. 


4. Pantun Gembira

Berbeda dengan pantun nasib yang berisi kesengsaraan, pantun Gembira adalah jenis pantun yang isinya menggambarkan tentang kegembiraan. Pantun-pantun gembira biasa digunakan dalam acara-acara yang penuh kebahagiaan, misalnya dalam acara hajatan khitanan, atau acara pernikahan. 


5. Pantun Kiasan

Seperti maknya, kiasan. Berarti pantun kiasan adalah pantun yang berisi atas kiasan terhadap suatu hal. Jadi, pantun kiasan dibuat dan disampaikan agar pendengar pantunnya bisa saling memahami tanpa harus ngomong secara gamblang. 


6. Pantun Adat

Pantun adat, bukan berarti pantun yang digunakan dalam acara adat. Pantun adat adalah pantun yang isinya berupa ajaran-ajaran adat istiadat tertentu dalam masyarakat. Pantun adat adalah cara dan bagian dari adat. Cara agar ajaran adatnya tetap bisa diingat, dipelajari, dan diterapkan oleh masyarakat adatnya. 

Pantun adat ini biasanya berupa pepatan, pamali, atau ajaran-ajaran adat yang digunakan sebagai pegangan hidup masyrakatnya. 


7. Pantun Bebas

Pantun bebas maksdunya sebuah pantun yang dibuat tidak karena adanya ikatan-ikan kepentingan seprti yang disampaikan dalam jenis-jenis pantun sebelumnya. Pantunt bebes dibuat spontan dan seketika, sesuai dengan suasana hati dan suasana keadaan penciptnya. 

Meskipun disebut sebagi pantun bebas dan tidak terikat oleh ketentuan isi, tapi pantun bebas tetap terikat oleh kaidah-kaidah penulisan pantun. 


8. Pantun Jenaka

Jenaka artinya lucu. Jadi, pantun jenaaka sengaja dibuat untuk memunculkan dan menciptakan kelucuan. Pantun jenaka banyak digunakan untuk menyindir dan mengolok-olok melalui kata-kata.Baik pencipta maupun pendengar pantun ini bisa bersma-sama tertawa, tidak harus sakit hati.




Kaidah Berpantun yang Benar

Dikutip dari  Jurnal Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitan dan Pengembangan (Bappelitbangda)  berjudul "Mari Berpantun dengan Benar",  kaidah pantun adalah dibuat dalam bentuk bait dengan kaidah atau syarat tiap bait terdiri dari empat baris. Tiap barisnya terdiri dari 8 sampai 12 suku kata.


Bagian akhir kalimat setiap baris menggunakan sajak atau rima yang berpola (bunyi) a-b-a-b. Dengan kata lain, akhir baris pertama sama bunyinya dengan akhir baris ketiga, dan akhir baris kedua sama dengan akhir baris keempat.


Kaidah selanjutnya adalah adanya sampiran dan isi dalam tiap bait pantun. Dua baris pertama merupakan sampiran, sementara baris ketiga dan keempat merupakan isi pantun. 


Sampiran hanya diperlukan bunyi akhirnya, jadi biasanya dalam pantun antara sampiran dan isi sama sekali tidak berkaitan. 

Bagaimana dengan pantun yang bersajak a-a-a-a?

Menurut pengamat sastra, Drs. Suparlan, M.M. yang menulis jurnal tersebut, pantun yang menggunakan sajak berpola a-a-a-a tersebut tidaklah memenuhi syarat sebagai sebuah pantun yang benar. Sebab kaidah pantun yang benar harusnya menggunakan rima berpola a-b-a-b.


Contoh-Contoh Pantun yang Benar

Berikut ini beberapa contoh pantun dan penjelasannya berdasarkan kaidah-kaidah pantun yang dijelaskan di atas.


Contoh 1:


Belilah selendang kain sutera,

kain sutra berwarna jingga.

Mari berdendang bersuka ria,

hiburkan hati tinggalkan pilu.


Secara sekilas, pantun diatas memiliki baik dan larik yang menarik. Sebab setiap baris menggunakan pola rima atau sajak yang sama (a-a-a-a).


Namun, jika mengacu pada kaidah pantun yang benar maka tentu pantun di atas tidaklah memenuhi syarat sebagai pantun yang benar. Sebab melanggar kaidah pantun yang seharusnya menggunakan rima atau sajak a-b-a-b.


Maka, agar pantun tersebut menjadi benar harusnya diubah menjadi seperti berikut ini:


Belilah selendang kain sutra,

kain sutra berwarna ungu.

Mari berdendang bersuka ria,

hiburkan hati tinggalkan pilu.


Contoh 2:


Rintik hujan di sore senja

basahai pohon seluruh cakrawala.

Sejuk di badan sejuk di mata,

makin betah di kamar saja.


Contoh pantun di atas, masih belum memenuhi kaidah pantun yang baik dan benar. Setidaknya terdapat dua kesalahan yang terdapat pada pantun tersebut.


Pertama, pantun ini masih melanggar kaidah pantun berima a-b-a-b. Kedua, pada contoh di atas tidak adanya sampiran dalam bait di atas. Keseluruhan baris dalam bait di atas merupakan isi yang masih saling berkaitan satu sama lain.


Agar memenuhi syarat, maka pantun di atas dapat diubah menjadi:


Rintik hujan di pagi hari,

basahi bumi dan dedaunan.

Wahai kasih datanglah kemari,

agar rinduku terobatkan.

Posting Komentar

0 Komentar