Syair
Contoh Syair tentang Santri dan Kopi | Saduran dari Pak Menteri
Pantun Santri dan Kopi | pantunmun.blogspot.com - Beberapa hari yang lalu, menjelang peringatan hari santri. Akun media sosial instagram Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) mengunggah postingan ucapan dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Berisi kutipan tentang hubungan santri dan kopi.
Sebagai seorang santri, yang pernah mondok di pondok pesantren, Menteri Lukman Hakim tentu ikut merasakan hubungan erat antara kopi dan santri. Sebenarnya tidak ada yang benar-benar baru dari kutipan dari Menteri Agama tersebut. Tapi, karena rangkaiannya yang asyik maka menjadi asyik juga untuk dibaca.
Berbekal dari kutipan itu, di sini akan disadur menjadi kumpulan syair tentang kopi dan santri. Dengan tetap mencantumkan kutipan dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin.
Kutipan Lengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Santri dan Kopi
Santri yang malas dan tidak produktif dianggap kurang ngopi.
Santri yang emosional dan gampang dibohongi pertanda ngopinya kurang pahit.
Santri yang kuper dan kudet berarti ngopinya kurang jauh.
Santri yang suka ngeyel dan menyalahkan orang lain, itu tandanya belum pernah menyeduh kopi.
Adapun santri yang mementingkan diri sendiri, itu jelas sukanya kopi gratisan.
Tapi kalau ada santri jam segini tak kunjung ngopi, itu mungkin belum dapat rejeki.
Dari penyataan Menteri Agama di atas, dapat disadur menjadi syair. Masih dengan judul yang sama. Syair tentang Santri dan Kopi.
Syair Santri dan Kopi
Jika kamu tak berimajinasi
Mungkin kurang inspirasi
Cobalah seruput secangkir kopi
Kemudian segeralah memproduksi
Jangan suka marah dan emosi
Nanti mudah tersulut dibohongi
Cobalah seduh kopi sendiri
Kurangi gula dan perpahit kopi
Janganlah suka mengeluh
Ngopimu mungkin kurang jauh
Setiap jalan yang kau tempuh
Membuatmu semakin tangguh
Janganlah suka ngeyelan
Semua orang kau salahkan
Tapi aku tidaklah heran
Cobalah seduh kopi sendirian
Santri tidak gagah-gagahan
Kedamaianan tentu diutamakan
Kalau ada santri intoleran
Pasti sukanya kopi gratisan
Tapi kalau ada santri
Sampai jam segini
Masih belum ngopi
Mungkin belum dapat rejeki
Selamat Hari Santri, Jangan lupa ngopi! Ben gak salah tompo!
Sebagai seorang santri, yang pernah mondok di pondok pesantren, Menteri Lukman Hakim tentu ikut merasakan hubungan erat antara kopi dan santri. Sebenarnya tidak ada yang benar-benar baru dari kutipan dari Menteri Agama tersebut. Tapi, karena rangkaiannya yang asyik maka menjadi asyik juga untuk dibaca.
Berbekal dari kutipan itu, di sini akan disadur menjadi kumpulan syair tentang kopi dan santri. Dengan tetap mencantumkan kutipan dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin.
Kutipan Santri dan Kopi Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin |
Kutipan Lengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Santri dan Kopi
Santri yang malas dan tidak produktif dianggap kurang ngopi.
Santri yang emosional dan gampang dibohongi pertanda ngopinya kurang pahit.
Santri yang kuper dan kudet berarti ngopinya kurang jauh.
Santri yang suka ngeyel dan menyalahkan orang lain, itu tandanya belum pernah menyeduh kopi.
Adapun santri yang mementingkan diri sendiri, itu jelas sukanya kopi gratisan.
Tapi kalau ada santri jam segini tak kunjung ngopi, itu mungkin belum dapat rejeki.
Dari penyataan Menteri Agama di atas, dapat disadur menjadi syair. Masih dengan judul yang sama. Syair tentang Santri dan Kopi.
Syair Santri dan Kopi
Jika kamu tak berimajinasi
Mungkin kurang inspirasi
Cobalah seruput secangkir kopi
Kemudian segeralah memproduksi
Jangan suka marah dan emosi
Nanti mudah tersulut dibohongi
Cobalah seduh kopi sendiri
Kurangi gula dan perpahit kopi
Janganlah suka mengeluh
Ngopimu mungkin kurang jauh
Setiap jalan yang kau tempuh
Membuatmu semakin tangguh
Janganlah suka ngeyelan
Semua orang kau salahkan
Tapi aku tidaklah heran
Cobalah seduh kopi sendirian
Santri tidak gagah-gagahan
Kedamaianan tentu diutamakan
Kalau ada santri intoleran
Pasti sukanya kopi gratisan
Tapi kalau ada santri
Sampai jam segini
Masih belum ngopi
Mungkin belum dapat rejeki
Selamat Hari Santri, Jangan lupa ngopi! Ben gak salah tompo!
Posting Komentar
0 Komentar
Komentarnya harus pantun ya....